Menepilah jauh, jauh
tak menepi pada dermagaku lagi. Kau sebelumnya telah beranjak tanpa kata dan
pergi tak pernah mengirim kabar apa pun. Ketika aku tak dapat lagi menemukanmu
dalam lembaran keseharianku maka saat itu aku belajar tuk menghapus satu persatu huruf-huruf yang
terangkai menjadi kata, menjadi frasa, hingga menjadi untaian seputaran kisah kita.
Huruf-per huruf kuhapus dengan berupaya menggugurkan anggapan positifku
terhadapmu. Untaian yang panjang itu kuhapus dengan menggugurkan berbagai anggapan
yang berbanding terbalik dengan semua yang kulakukan selama iiini. Enyah ingin
berlalu dari cerita yang kuguratkan. Sudah cukup mimikmu tampak datar dimataku
kini. Aku tak sanggup lagi mengatasnamakan ketulusanku untuk tetap ada untukmu.
mungkin guratmu kian samar terkikis oleh masa
mungkin ceritamu telah padam terhempas badai
mungkin aku masih lengah tenang
tapi bahasa itu bahasa
bahasa
makna tak bertuan