Mungkin kali
ini kali terakhir ingin kuucapkan selamat ulang tahun untukmu. Aku terlalu
rapuh dan terlalu luka untuk selalu mengingat kenangan yang ada antara kau dan
aku. Sementara itu semua hanya membawa sedih yang mendalam pada diriku. Aku
ingin segera berlalu dari kebisaaanku sejak 2 sma silam. Sejak itu pula mungkin
kau tak pernah mengerti bahwa sebenarnya dari awal aku telah menyimpan rasa
terhadapmu.
Perih Pertama
Aku mulai
mengerti bahwa inilah sakit hatiku yang pertama karenamu. Ketika itu setiap
tingkah dan gerak gerikmu selalu kucari bahkan setiap pagi kumenunggu hanya
untuk melihatmu sekadar lewat, itu pun hanya melihat dari kejauhan saja. Hingga
suatu ketika, ku tahu kalau kau ternyata pacaran dengan seseorang. Seseorang
yang kukenal adik tingkatan kelas. Saat itu aku ingin berontak dan melunjak,
marah akan kehadirannya. Ingin segera menghampirimu dan menyatakan sakit yang
kurasakan, tapi telah kuurungkan karena apa pula pengaruhnya aku hanyalah orang
lain yang tak kau kenal bahkan tak berarti apa-apa. Diariku dipenuhi dengan
cerita sang kakak kelas itu, kakak kelas yang pernah menaruh hati padaku. Entah
apa dan kenapa bisa terjadi, sebelumnya ku pernah pacaran dengan teman atau
sahabatku sendiri tapi tak pernah ku menaruh perhatian seperti itu kecuali
kepada kakak kelasku yang selalu jalan berbarengan dengan rekan laki-lakinya.
Kemana pun dia pergi pasti berdua dengan temannya. Aku ingat betul. Aku sampai
hafal dalam sehari apa yang akan dia lakukan di sekolah. Satu, selalu izin ke
wc, dua, selalu ke kantin belakang, tiga, selalu nongkrong depan perpustakaan,
dan empat ketika pulang dia selalu ditemani dengan sebatang rokok duduk pada
tembok samping gardu kecil depan sekolah. Aku selalu memperhatikan itu semua
secara diam. Saya sendiri sama sekali tidak mengerti dengan perasaan tersebut,
dan keingintahuan tersebut terhadapnya. Yang kurasakan aku selalu ingin
melihatnya, selalu ingin tahu tentang dirinya meski dia punya pacar sekali pun.
Pernah ketika ingin rasanya aku menangis melihatnya berduaan di aula sekolah
dengan pacarnya. Aku benar-benar meraskan cemburu. Tapi kenapa? Tapi kenapa bisa?
Ada apa yang membuatku merasa seperti itu dan ingin berontak? Mungkinkan karena
aku mencintainya?
Beberapa
bulan kemudian dia tamat. Hari itu hari penentuan kelulusan. Aku tak mau
melewatkan momen-momen tersebut, aku ingin dia lulus. Aku menantikan kabar
kelulusannya. Ketika dia buka amplop di lapangan sepak bola sekolah dia tampak
girang. Aku lega karena itu pertanda bahwa dia pasti lulus. Aku senang, ingin rasanya
menghampirinya dan mengucapkan selamat. Sisi lain pada kelulusannya aku merasa
gundah, karena ketika dia lulus artinya aku tidak dapat lagi melihatnya di
sekolah ini. Aku tidak dapat lagi melihat dia berjalan, melihat dia tertawa,
dan melihat dia berchanda.
Hari
pengumuman kelulusan itu sungguh menarik perhatianku, tak kuhiraukan siswa yang
lain yang lulus hanya dia. Coret-coretan dengan temannya hingga dia tampak
berlalu selalu menggugah rasa ingin tahuku. Dia pun berlalu, berlalu ke tempat
umum, tempat rekreasi, tempat tujuan siswa-siswa SMA untuk merayakan
kelulusannya. Aku tahu tempat itu, tempat itu melewati depan rumahku. Dan aku
harus menunggunya lewat. Lahi-lagi aku ingin melihatnya lewat. Aku sungguh
sudah gila melakukan ini semua.
*tahukah kamu
siapa dia? Dia adalah kamu, kamu yang memberiku buku bersampul merah
Kisah Baru
Kini pada
kisah baru. Lama ku tak lagi melihatnya. Dia mungkin telah kuliah, ataukan
menganggur saja, ataukah pergi merantau. Aku tak lagi tahu tentangnya, yang
kutahu hanya kebisaaanku membuat puisi, sajak, dan cerita tentangnya. Diariku
penuh, diariku hanya seputarannya setiap hari dan setiap waktu aku menulis
tentangnya sampai pada detik ini, detik menjelang hari ulang tahunnya. Mungkin
dia tidak akan tahu semua yang kulakukan ini. Diariku full, catatanku penuh
semua tentangnya. Dan sekarang file word di computer yang ku ketik hanya dia
dan tentang dia. Aku tahu nilai UNnya, aku tahu rosternya. Semua itu pernah
kulakukan tanpa tahu apa sebenarnya tujuannya untukku….aku tak pernah tahu.
Kisah baru itu adalah kisah lanjutan setelah aku tak lagi menemukannya. Aku
kembali bisa menyapanya lebih akrab dan lebih dekat dan akhirnya dia menyatakan
cinta padaku. Aku sangat bahagia, aku bertemu dengannya di dunia kampus.
Setahun setelah kelulussannya di sma. Kebisaaanku yang dulu kembali. Di kampus
aku tak pernah tenang ketika tak melihatnya. Aku tak nyaman ketika tak kulihat
dia dari jauh. Yang lain boleh tidak ada yang mengetahui perhatianku
terhadapnya yang jelasnya ku sangat perhatian. Tapi perhatian itu tak bisa
kutunjukkan secara langsung. Tiada hari yang terlewatkan aku tak menulis
tentang dirinya. Setiap hari kucatat dia pakai baju warna apa dan sedang apa
atau tampak bagaimana. Meski aku tak menyapanya, meski aku tak menyapa pacarku
itu tapi aku selalu diam-diam memperhatikannya dari jauh dan semua itu
kutuliskan tapi semua itu sia-sia dia tidak pernah mengetahui dalamnya
perasaanku sampai detik ini. Mengetahuinya pun dia tidak akan kembali. Dia
tidak akan lagi meyapaku. Dia tidak akan mengerti. Aku sudah tidak bisa lagi
menuliskannya. Itu membuat air mataku berlinang dan mengalir aku hanya ingin
mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN untuknya karena aku tak bisa lagi
menghubunginya bagaimana pun bentuknya. Aku dihalangi oleh tembok yang besar
dan dia sendiri yang mendirikan tembok itu.
SELAMAT ULANG
TAHUN, SEMOGA PANJANG UMUR DAN MENJADI LEBIH BAIK. TAMBAH BIJAK MENYIKAPI
KEHIDUPAN, DAN SEMOGA HAL TERHADAPKU TAK DILAKUKAN KEPADA SIAPA PUN. AKU
BERTARUH ATAS NYAWAKU TIDAK ADA ORANG YANG AKAN MENULISKAN TENTANGMU SERINCI
DAN SEDETAIL DIRIKU.
Mungkin ini
tulisan terakhirku untuknya, mungkin aku menuliskan yang lain. Dengan demikian
aku bisa lega dan mengobati lukaku sendiri. Semoga dia bisa mendapatkan
pemaknaan yang dalam sedalam-dalamnya.
Suatu saat
akan ku kirim agar bisa kau baca.
*Dia adalah
kamu yang kuminta untuk membaca ini, dia adalah pemilik buku bersampul merah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar